Kamis, 25 Maret 2010

Mari!

Mari membajak pribadi Tuhan, lalu gunakan sebagai topi agar cipratan darah kaum kafir tidak mengotori rambut.

Mari membajak pribadi para Nabi, lalu gunakan sebagai sumbat telinga agar tangis kaum kafir tidak menulikan telinga.

Mari membajak Kitab Suci, lalu gunakan sebagai penutup mata agar tak perlu silau tipuan kaum kafir.

Mari mengambil penolong dan pembisik lihai dari empat penjuru. Mari tertawa dan tertidur dalam dentingan cawan anggur. Mari menangis dan meratap demi gelar orang suci.

Mari, mari mari.

Mari memuntahkan daging busuk dari pesta dahulu dan menelan yang baru. Mari bergumam dalam rapal mantera dan doa, kemudian berbagi tubuh dalam penuh hasrat. Mari menyatakan penyesat dan membakarnya di tiang sula, kemudian membagi abunya di tiap rumah suci.

Mari, mari mencuri jiwa-jiwa untuk dijual di pelataran Rumah Tuhan. Mari menengok ke sana dan mengecap daging hangus dan anyir darah.

Mari, mari, mari, mari, mari, mari, mari, mari, mari, mari.

(Sebuah protes terhadap tiap kejahatan dan pelanggaran atas nama Tuhan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar