Ketika dihadapkan pada pihak Gereja, Copernicus lebih memilih menjadi abu daripada mendaraskan ralat dan maaf.
Ketika yang berkuasa membajak nama Tuhan dalam hierarki religius, maka poros kebenaran berubah, layaknya poros dunia yang berpindah dari surya ke bumi.
Seperti ide haus sensasi lainnya, sebuah teori dibuktikan lewat tiang sula dan tali gantungan. Sebuah teori harus tahan kutuk sebelum dipuji.
Dihadapan Yang Mulia, Copernicus hanya mendesah dan bersiap untuk teorinya dengan publikasi sesat: De Revolutionibus Orbium Coelestium.
Senin, 22 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar